Jakarta – Dalam Rakornas Pembentukan Karakter Anak Bangsa melalui Efektivitas Penerapan Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama pada Satuan Pendidikan RA, MI, MTs, MA/MAK Kepala Sekolah SMAN 53 Jakarta Dra.Herawati Sihombing, M.Pd menerima penghargan dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang diserahkan secara langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (31/7/2025).
Kegiatan yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) tersebut dihadiri para pendidik Agama dari Satuan Pendidikan RA, MI, MTs, MA/MAK, dan Para guru dan jajaran dari berbagai madrasah.
Dalam acara Rakornas ini, BPIP bekerja sama dengan Kemendikdasmen meluncurkan buku teks utama (BTU) Pendidikan Pancasila jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. BTU disusun bersama 120 ahli dari berbagai bidang yang terdiri dari 24 buku siswa dan guru.
SMAN 53 Jakarta Timur dibawah kepemimpin Dra.Herawati Sihombing,M.Pd sebagai Kepala Sekolah, berhasil membawa SMAN 53 Jakarta Timur sebagai sekolah Laboratium Pancasila yang pertama di DKI Jakarta.
Sekolah SMAN 53 Jakarta Timur yang beralamat di Jl. Cipinang Jaya II, RT.3/RW.9, Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta Timur tersebut berhasil mendidik para siswa dan siswi sesuai idiologi Pancasila dan menerapkannya pada pengetahuan dan pemahaman kepada siswanya tentang Pancasila, mulai dari sejarah, nilai-nilai, hingga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ketua Umum DPP Gerakan Pendidikan Indonesia Baru (GPIB) Ir.Agung Karang yang sekaligus sebagai Ketua Komite Sekolah SMAN 53 Jakarta Timur melalui Pesan Whatsapp ke awak menyampaikan ucapan selamatnya atas piagam penghargan yang diterima oleh Dra.Herawati Sihombing, M.Pd.
“Saya mengucapkan selamat kepada Ibu Dra.Herawati Sihombing, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 53 Jakarta dan Dewan Pakar DPW Gerakan Pendidikan Indonesia Baru (GPIB) Provinsi DKI Jakarta, atas pemberian Piagam penghargaan langsung dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Semoga ibu Herawati yang juga selaku Pencetus pertama kali berdiri nya Sekolah Laboratium Pancasila di SMAN 53 Jakarta dapat memberi contoh dan Menginspirasi sekolah sekolah lainnya,”tutur Ir.Agung Karang, Sabtu, (03/08/2025).
Lebih lanjut Agung mengantakan sebagai alumni BP7 Pejambon Jakarta, angkatan XI tahun 1979 menginginkan semua sekolah sekolah baik Negeri maupun swasta, dapat menjalankan butir butir yang terkandung dalam Pancasila yaitu Pancasila terdiri dari 5 sila utama yang menjadi dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia. Kelima sila tersebut adalah
– Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.
-Berisi tentang kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
-Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda,
– Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
-Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
-Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia dan tenggang rasa,
– Sila Ketiga: Persatuan Indonesia.
– Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan
– Mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa
– Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan.
– Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
– Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
– Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
– Mengembangkan perbuatan yang luhur dan sikap adil terhadap sesama.
– Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
“Selain itu, terdapat butir-butir pengamalan Pancasila yang dijabarkan lebih detail dalam Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 dan Ketetapan MPR no. I/MPR/2003. Namun, secara umum, Pancasila memiliki 5 sila utama yang menjadi landasan bagi bangsa Indonesia,”terang Agung.
Berikut adalah butir-butir Pancasila yang dijabarkan dalam Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 dan Ketetapan MPR no. I/MPR/2003:
Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
2. Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
1. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia.
2. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
4. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Sila Ketiga: Persatuan Indonesia.
1. Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
3. Mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebudayaan Indonesia.
5. Menjaga keutuhan dan kestabilan nasional.
Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan.
1. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
2. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan saling menghargai.
4. Mengembangkan sikap demokrasi dan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur dan sikap adil terhadap sesama.
2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
3. Mengembangkan kesadaran untuk selalu berusaha demi kemakmuran rakyat.
4. Mengembangkan sikap hidup sederhana dan tidak boros.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kesetaraan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
“Namun perlu diingat bahwa butir-butir Pancasila dapat berbeda-beda tergantung pada sumber dan konteksnya,”tandasnya.