Jakarta, Suara Network – 22 September 2025 – Menjelang malam Grand Final, sembilan finalis Duta Mangrove Indonesia 2026 mengikuti rangkaian sesi pembelajaran daring sebagai bagian dari pra-karantina.
Program ini dirancang untuk memperkuat pengetahuan, keterampilan, serta kesiapan finalis dalam merancang program konservasi mangrove yang nyata dan
berkelanjutan.
Rangkaian pra-karantina dibuka dengan Welcoming Party yang menghadirkan perkenalan antar finalis sekaligus orientasi program.
Suasana penuh semangat menjadi awal kebersamaan para peserta dari delapan provinsi berbeda, sekaligus menumbuhkan rasa solidaritas sebagai generasi muda peduli lingkungan.
Selanjutnya, para finalis mengikuti empat workshop tematik selama dua minggu dengan materi yang disusun oleh Yayasan Mangrove Indonesia Lestari (YMIL) bersama mentor dan narasumber berpengalaman, yaitu:
🔹 Workshop 1 – Mangrove 101
Finalis mempelajari dasar-dasar ekosistem mangrove dan melakukan brainstorming mengenai isu-isu konservasi yang relevan. Dari sesi ini, teridentifikasi lima masalah utama konservasi beserta data pendukung yang kemudian dikemas dalam konten video edukatif dengan ajakan aksi (call to action).
🔹Workshop 2 – Conservation Program Peserta belajar merumuskan program untuk menjawab masalah konservasi yang telah dipetakan.
Melalui presentasi dan peer review, finalis menyepakati tiga isu prioritas yang menjadi dasar perancangan program konservasi.
🔹 Workshop 3 – Proposal Writing
Dalam sesi ini, finalis menyusun draft proposal program dengan mencakup analisis masalah, solusi, deliverables, aktivitas, dampak sosial-lingkungan, keterkaitan dengan SDGs, serta rencana keberlanjutan menggunakan kerangka Business Model Canvas.
Peserta juga dilatih menyusun budget plan serta monitoring & evaluation (Monev).
🔹 Workshop 4 – Campaigning
Sebagai tahap akhir, peserta dibekali strategi publikasi dan pendanaan.
Mereka mempelajari jalur kampanye, mulai dari fundraising, crowdfunding, media sosial, hingga pengajuan proposal hibah.
Dengan bimbingan mentor, finalis merancang strategi kampanye
digital sekaligus menyusun rencana monev guna memastikan keberlangsungan program konservasi.
National Director Duta Mangrove Indonesia 2026, Alfian Fajri Nasrulloh, S.Pd., menegaskan bahwa pra-karantina tidak hanya sekadar pembekalan, tetapi juga ajang
penguatan kapasitas generasi muda.
“Kami ingin para finalis tidak hanya tampil di malam Grand Final, tetapi juga siap menjadi penggerak konservasi mangrove dengan rancangan program yang
konkret dan berkelanjutan,” ujarnya.
Melalui rangkaian ini, finalis Duta Mangrove Indonesia 2026 diharapkan mampu melahirkan inisiatif yang berdampak luas, menjembatani ilmu pengetahuan dengan aksi nyata, serta
memperluas kolaborasi lintas sektor dalam menjaga ekosistem mangrove Indonesia.